Friday, June 28, 2013

Kimia (Jenis-jenis Koloid)



KIMIA

JENIS-JENIS KOLOID



D
I
S
U
S
U
N


OLEH :

Nurfadhilah M
Adening
Wafiyah hamsah
Asprilia Sa’adah
Nabilah

Madrasah Aliyah As’adiyah Puteri
 Pusat Sengkang

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Sistem Koloid (Jenis-jenis Koloid). Untuk kedua kalinya shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Amiin.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Gurunda St.Aminah ST,M.Si yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.
Wassalam
Sengkang, 4 Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
Daftar Tabel dan Bagan................................................................................................... iii
Daftar Gambar.................................................................................................................. iv
Bab I   Pendahuluan.......................................................................................................... 1
Bab II Jenis-jenis Koloid................................................................................................... 2
1.      Aerosol............................................................................................................. 2
2.      Sol.................................................................................................................... 2
3.      Emulsi.............................................................................................................. 3
4.      Buih................................................................................................................. 3
5.      Gel................................................................................................................... 4
Bab III  Penutup.............................................................................................................. 5
Daftar Pustaka................................................................................................................... 6


DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 1 Sistem Koloid....................................................................................................     2
Tabel 2 Perbedaan Sol Hidrofob dan Sol Hidrofil......................................................... 3–4
Bagan 1 Jenis-jenis Koloid .............................................................................................     7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kabut (Aerosol Cair)......................................................................................   3
Gambar 1.2 Asap (Aerosol Padat).....................................................................................   3
Gambar 1.3 Obat Semprot (Aerosol Cair).........................................................................   3
Gambar 2.1 Cat Cair (Sol).................................................................................................   3
Gambar 3.1 Santan dan Susu (Emulsi Minyak dalam Air) ...............................................   5
Gambar 4.1 Roti (Buih Padat)...........................................................................................   7
Gambar 5.1 Agar-agar (Gel)..............................................................................................   7



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bahkan selalu menggunakan bahan-bahan kimia, seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak dalam bentuk padatan maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang disebut koloid. Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari – hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid; bahan makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sistem koloid; cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan macam-macam sistem Koloid!
2.      Apa contohnya dalam kehidupan sehari-hari?



BAB II
JENIS-JENIS KOLOID
Sistem koloid  terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi  (medium dispersi). Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid dapat dikelompokkan, seperti tabel berikut :
Tabel 1 Sistem Koloid
No.
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Nama Koloid
Contoh
1.
Gas
Cair
Busa/Buih
Buih Sabuh, Krim Kocok
2.
Gas
Padat
Busa Padat
Batu Apung, Karet Busa
3.
Cair
Gas
Aerosol
Awan, Kabut
4.
Cair
Cair
Emulsi
Susu, Santan
5.
Cair
Padat
Emulsi Padat
Keju, Mentega, Mutiara
6.
Padat
Gas
Aerosol Padat
Asap, Debu
7.
Padat
Cair
Sol
Cat, Kanji, Tinta
8.
Padat
Padat
Sol Padat
Kaca Berwarna, Paduan Logam

Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase pendispersi dan fase terdispersi.



1.      Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Contoh aerosol padat : debu buangan knalpot.
 Gambar 1.1  Kabut ( Aerosol Cair )
Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol cair : hairspray dan obat semprot.







              Gambar 1.2 Asap (Aerosol Padat)                                         Gambar 1.3 Obat Semprot (Aerosol Cair)
Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.
2.      Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat : perunggu, kuningan, permata (gem).
                                                                                                                 Gambar 2.1 Cat Cair (Sol)                      
            Sol dibagi menjadi dua macam yaitu sol Hidrofob dan sol Hidrofil.
Tabel 2 Perbedaan Sol Hidrofob dan Sol Hidrofil
No.
Hidrofob
Hidrofil
1.
Tidak menarik molekul air tetapi mengadsorbsi ion
Menarik molekul air hingga menyelubungi partikel terdispersi
2.
Tidak reversible, apabila mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi
Reversibel, bila mengalami koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium pendispersinya
3.
Biasanya terdiri atas zat anorganik
Biasanya terdiri atas zat organic
4.
Kekentalannya rendah
Kekentalannya tinggi
5.
Gerak Brown terlihat jelas
Gerak Brown tidak jelas
6.
Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit
Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
7.
Umumnya dibuat dengan cara kondensasi
Umumnya dibuat dengan cara dispersi
8.
Efek Tyndall jelas
Efek Tyndall kurang jelas
9.
Contoh: sol logam, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfide
Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol gelatin
3.      Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks.

                                                                     Gambar 3.1 Santan dan Susu ( Emulsi Minyak dalam Air)
Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly, mutiara, opal.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil yang disebut emulsi.
4.      Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
a.      Buih Cair (Buih)
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.
Ukuran koloid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral. Beberapa sifat buih cair yang penting:
1.      Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda, terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar, rusaknya film antara dua gelembung gas.
2.      Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.
Contoh buih cair:
1.      Buih hasil kocokan putih telur
Karena udara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untuk membentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.
2.      Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.
b.      Buih Padat
Buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita ketahui:
·         Roti
Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.          Gambar 4.1 Roti (Buih Padat)
·         Batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
·         Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.
5.      Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega.                                Gambar 5.1 Agar-agar (Gel)
Campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab semua gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.


Bagan 1











BAB III
PENUTUP
-          Kesimpulan
Jenis-jenis Koloid  ada lima :
1.      Aerosol            : Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
2.      Sol       : Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
3.      Emulsi : Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain
4.      Buih     : Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair
5.      Gel       : Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku

-          Kritik dan Saran
Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Olhe sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan Karya Tulis ini. Terima Kasih.


DAFTAR PUSTAKA
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira.
Permana, Irvan.2009.Kimia SMA/MA 2.Bandung:Armico
Tim Edukatif  HTS.2012.Modul Kimis untuk Semester Genap.Surakarta:HTS

No comments:

Post a Comment