KIMIA
JENIS-JENIS
KOLOID
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
Nurfadhilah
M
Adening
Wafiyah
hamsah
Asprilia
Sa’adah
Nabilah
Madrasah
Aliyah As’adiyah Puteri
Pusat Sengkang
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb
Puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang membahas Sistem Koloid (Jenis-jenis Koloid). Untuk
kedua kalinya shalawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW semoga selalu
terlimpahkan. Amiin.
Tak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Gurunda St.Aminah
ST,M.Si yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada gading yang tak retak,
demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun
bagi pembaca makalah ini.
Wassalam
Sengkang,
4 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
Daftar Tabel dan Bagan................................................................................................... iii
Daftar Gambar.................................................................................................................. iv
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................... 1
Bab II Jenis-jenis
Koloid................................................................................................... 2
1. Aerosol............................................................................................................. 2
2. Sol.................................................................................................................... 2
3. Emulsi.............................................................................................................. 3
4. Buih................................................................................................................. 3
5. Gel................................................................................................................... 4
Bab III Penutup.............................................................................................................. 5
Daftar Pustaka................................................................................................................... 6
DAFTAR
TABEL DAN BAGAN
Tabel 1
Sistem Koloid.................................................................................................... 2
Tabel 2 Perbedaan
Sol Hidrofob dan Sol Hidrofil.........................................................
3–4
Bagan 1 Jenis-jenis
Koloid ............................................................................................. 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kabut
(Aerosol Cair)...................................................................................... 3
Gambar 1.2 Asap
(Aerosol Padat)..................................................................................... 3
Gambar 1.3 Obat
Semprot (Aerosol Cair)......................................................................... 3
Gambar 2.1 Cat Cair
(Sol)................................................................................................. 3
Gambar 3.1 Santan dan
Susu (Emulsi Minyak dalam Air) ............................................... 5
Gambar 4.1 Roti (Buih
Padat)........................................................................................... 7
Gambar 5.1 Agar-agar
(Gel).............................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
bahkan selalu menggunakan bahan-bahan kimia, seperti sabun, minyak wangi, pasta
gigi, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak dalam bentuk padatan
maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang disebut koloid.
Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari – hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid;
bahan makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sistem koloid; cat,
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem
koloid.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan macam-macam sistem Koloid!
2.
Apa contohnya dalam kehidupan sehari-hari?
BAB II
JENIS-JENIS KOLOID
Sistem
koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa
terdispersi dan fasa pendispersi (medium
dispersi). Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid dapat
dikelompokkan, seperti tabel berikut :
Tabel 1 Sistem
Koloid
No.
|
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Nama Koloid
|
Contoh
|
1.
|
Gas
|
Cair
|
Busa/Buih
|
Buih
Sabuh, Krim Kocok
|
2.
|
Gas
|
Padat
|
Busa Padat
|
Batu
Apung, Karet Busa
|
3.
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol
|
Awan,
Kabut
|
4.
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu,
Santan
|
5.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi
Padat
|
Keju,
Mentega, Mutiara
|
6.
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol
Padat
|
Asap, Debu
|
7.
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat,
Kanji, Tinta
|
8.
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Kaca
Berwarna, Paduan Logam
|
Penggolongan
sistem koloid didasarkan pada jenis fase pendispersi dan fase terdispersi.
1.
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol
padat. Contoh aerosol padat : debu buangan knalpot.
Gambar 1.1 Kabut ( Aerosol
Cair )
Sedangkan zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh
aerosol cair : hairspray dan obat semprot.
Gambar 1.2 Asap (Aerosol Padat) Gambar
1.3 Obat Semprot (Aerosol Cair)
Untuk
menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).
Contoh propelan aerosol yang banyak digunakan yaitu CFC dan CO2.
2.
Sol
Sistem
koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh
sol : putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari
partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol
padat : perunggu, kuningan, permata (gem).
Gambar
2.1 Cat Cair (Sol)
Sol dibagi menjadi dua macam yaitu sol Hidrofob dan
sol Hidrofil.
Tabel 2 Perbedaan
Sol Hidrofob dan Sol Hidrofil
No.
|
Hidrofob
|
Hidrofil
|
1.
|
Tidak menarik molekul air
tetapi mengadsorbsi ion
|
Menarik molekul air hingga menyelubungi
partikel terdispersi
|
2.
|
Tidak reversible, apabila
mengalami koagulasi sukar menjadi sol lagi
|
Reversibel, bila mengalami
koagulasi akan dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi medium
pendispersinya
|
3.
|
Biasanya terdiri atas zat
anorganik
|
Biasanya terdiri atas zat organic
|
4.
|
Kekentalannya rendah
|
Kekentalannya tinggi
|
5.
|
Gerak Brown terlihat jelas
|
Gerak Brown tidak jelas
|
6.
|
Mudah dikoagulasikan oleh
elektrolit
|
Sukar dikoagulasikan oleh
elektrolit
|
7.
|
Umumnya dibuat dengan cara
kondensasi
|
Umumnya dibuat dengan cara
dispersi
|
8.
|
Efek Tyndall jelas
|
Efek Tyndall kurang jelas
|
9.
|
Contoh: sol logam, sol
belerang, sol Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfide
|
Contoh: sol kanji, sol protein,
sol sabun, sol gelatin
|
3.
Emulsi
Sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat disebut
emulsi padat dan sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam gas disebut
emulsi gas. Syarat
terjadinya emulsi yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan
emulsi air dalam minyak.. Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu,
lateks.
Gambar
3.1 Santan dan Susu ( Emulsi Minyak dalam Air)
Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi.
Contoh emulsi padat : jelly, mutiara, opal.
Emulsi
terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Misalnya sabun
dicampurkan kedalam campuran minyak dan air, maka akan diproleh campuran stabil
yang disebut emulsi.
4.
Buih
Sistem
koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
a.
Buih Cair (Buih)
Buih cair adalah sistem koloid
dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat cair. Fase
terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atau karbondioksida yang terbetuk
dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih
(surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat
gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh suatu kestabilan.
Ukuran koloid buih bukanlah ukuran
gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya, tetapi adalah ketebalan film
(lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih teradsorbsi, ukuran
kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki
struktur yang tidak beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat
cairnya, bukan oleh komposisi kimia atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat
cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai bentuk hamper seperti bola.
Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah polihedral. Beberapa
sifat buih cair yang penting:
1.
Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena:
pemisahan medium pendispersi (zat cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan
zat cair yang jauh berbeda, terjadinya difusi
gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan permukaan,
sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar, rusaknya film antara dua gelembung gas.
2.
Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar.
Bila gaya yang diberikan kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal
setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika gaya yang diberikan cukup besar, maka
akan terjadi deformasi.
Contoh buih cair:
1.
Buih hasil kocokan putih telur
Karena udara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan
zat pembuih, yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu
sendiri untuk membentuk buih yang relative stabil. Sehingga putih telur yang
dikocok akan mengembang.
2.
Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium
bikarbonat, aluminium sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang
dilepas akan membentuk buih dengan bamtuam zat pembuih tersebut.
b. Buih Padat
Buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas
dan dengan medium pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh
dari zat pembuih juga (surfaktan). Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita
ketahui:
·
Roti
Proses peragian
yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan roti. Zat
pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis
mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.
Gambar 4.1 Roti (Buih Padat)
·
Batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
·
Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi polistirena.
5.
Gel
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat
setengah kaku disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsropsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang
agak padat. Contoh gel : agar-agar, semir sepatu, mutiara, mentega. Gambar 5.1 Agar-agar (Gel)
Campuran
gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid tetapi suatu larutan sebab semua
gas bercampur baik secara homogen dalam segala perbandingan.
Bagan 1
BAB III
PENUTUP
-
Kesimpulan
Jenis-jenis Koloid ada lima :
1. Aerosol : Sistem koloid dari partikel padat
atau cair yang terdispersi dalam gas
2. Sol : Sistem koloid dari partikel padat
yang terdispersi dalam zat cair
3. Emulsi : Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain
4. Buih : Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair
5. Gel : Sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah
kaku
-
Kritik dan Saran
Karya Tulis
ini masih jauh dari kesempurnaan. Olhe sebab itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan Karya Tulis ini. Terima Kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua.
Jakarta : Yudhistira.
Permana,
Irvan.2009.Kimia SMA/MA 2.Bandung:Armico
Tim
Edukatif HTS.2012.Modul Kimis untuk
Semester Genap.Surakarta:HTS
No comments:
Post a Comment